Sabtu, 28 Februari 2009

Organisasi dan prestasi

Organisasi dan prestasi

Menjadi sebuah idealisme bagi setiap aktifis yang masih duduk di bangku sekolah atau perkuliahan mengenai dua hal yang sama-sama menjadi tanggungjawabnya agar berjalan beriringan dan sama-sama menguntungkan. Dua hal tersebut adalah Prestasi dan Organisasi.


Para aktifis sejati terutama dalam kancah perguruan tinggi mungkin benyak yang mengalami suatu kebimbangan antara prestasi dan organisasi yang diikuti. Layaknya seorang pelajar tentu mendapatkan nilai atau prestasi akademik yang cemerlang adalah sebuah impian dan tanggungjawab kepada orangtua dan diri sendiri. Sebagian besar pelajar dan Mahasiswa masih tergantung dengan uang orang tua untuk biaya sekolah, ya… sudah tentu sebagai manusia, memiliki rasa tenggungjawab moril dan idealisme untuk mendapat prestasi akademik adalah suatu pilihan utama. Namun di lain sisi, banyak juga aktifis yang terlena dan tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi ectionholic atau terlalu terlena dengan organisasinya, hingga terkadang mereka lupa dengan kewajiban mereka yang sebenarnya.

Sebagian orang mendefinisikan organisasi sebagai wadah bagi sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dan memiliki kemauan untuk mencapai tujuan itu (yang ku dapat dari up greading). Tapi organisasi sering di pandang sebagai sarana eksklusifisme bagi suatu kelompok, itu ku dengar dari pendapat teman ku yang akhirnya dia tuliskan dalam sebuah majalah kampus yang terbit tiap bulan di fakultas ku. Dia menganggap bahwa orang-orang organisasi cenderung untuk menutup diri dari orang selain di dalam organisasinya dan hannya mau berkelompok dengan orang yang ada di organisasinnya saja. Ah….. menurut ku itu hanya pandangan sebagian orang saja, tak seluruhnya orang-orang yang mengikuti organisasi seperti itu, karena menurut ku bannyak yang bisa kita dapatkan dari mengikuti organisasi.

Sepertihalnya aku, melalui organisasi aku rasa banyak yang bisa kita dapatkan. Selain kawan, tentu sebuah pembelajaran yang tak kan kita dapatkan di bangku kuliah dan sekolah akan kita temukan di dalam sebuah organisasi. Pembelajaran itu adalah “gemblengan mental”. Gemblengan mental yang aku maksud di sini adalah sebuah pembelajaran mengenai aktualisasi diri, seperti belajar untuk berbicara di depan umum, memecahkan suatu masalah hingga managemen emosi akan kita dapatkan di dalam organisasi. Seperti belajar berbicara di depan umum, dulu aku adalah seorang yang kurang percaya diri jika berbicara dengan orang lain apalagi jika orangnnya bannyak.tapi syukur alhamdulilah setelah aku masuk dalam kelompok penelitian di fakultas ku, aku sedikit-sedikit belajar untuk memupuk rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum dan untuk menyampaikan pendepat melalui forum-forum yang ada seperti rapat dan diskusi bersama. Begitu pula dengan “masalah”, tentu di setiap tempat pasti ada saja yang namannya “masalah” karena dengan masalah kita dapat belajar untuk bersikap lebih bijak dan mengasah kelihaian kita untuk memecahkannya. Selanjutnya emosi, dalam sebuah organisasi kita tak hidup sendiri, namanya juga organisasi tentu menjadi sebuah ajang untuk diskusi dan di dalam diskusi banyak pemikiran-pemikiran yang bisa tak sejalan dengan pemikiran kita, yang terkadang dapat menimbulkan emosi dan memicu pertengkaran. Inilah yang menjadi tantangan besar dan yang akan kita dapatkan dalam wadah organisasi, mungkin masih bannyak lagi.

Bagi sebagian aktifis, yang mungkin terlena dan menjadi inti dalam sebuah organisasi terkadang bannyak pengorbanan yang harus dilakukan, materi, waktu, tenaga bahkan nyawa bisa melayang karena membela sebuah panji keorganisasian. Ya…ya…ya… bagiku itu sah-sah saja, sah jika yang dikorbankan tidak kebablasan.

Kembali pada prestasi, kalo’ berbicara prestasi kebannyakan teman-temanku lebih mengarah pada prestasi akademik. Padahal menurutku tidak. Prestasi tak hannya bisa kita dapat melalui akademik saja, kita bisa berkreasi untuk menulis, mengikuti kejuaraan minat melalui organisasi yang bisa menunjang akademik juga lho….

Prestasi akademik memang perlu, apalagi bagi ku yang dituntut untuk cepat selesai kuliah oleh orang tua ku untuk segera menggapai cita-citaku. Tapi aku tak bisa lulus secepat yang diinginkan orang tuaku, karena aku masih haus akan aktualisasi diri dalam atmosfir organisasi penelitian (KSP Principium) di kampus ku dan perbaikan akademik juga sih…..

Tak perlu khawatir jika ikut organisasi prestasi akan menurun. Malah dengan organisasi kita dapat kawan baru dan bisa kita jadikan teman diskusi untuk memecahkan masalah akademik kita bukan,... yah.... tujuan utamaku waktu masuk dalam organisasi tak jauh dari itu, dan jangan lupa ”ikhlas” dan hasilnya alhamdulillah keduannya bisa berjalan beriringan dengan lancar.